Subscribe

Sabtu, 07 Maret 2009

Seorang Tuna Netra

Pernahkah kita membayangkan jika kita dihadapkan pada dunia kegelapan, dimana kita hidup tidak ada cahaya sedikitpun, sementara selama ini kita hidup dengan menikmati cahaya dari sang pencipta.


Saya mempunyai seorang adik yang terlahir dengan normal dan memiliki penglihatan yang baik, sampai dia kuliah tingkat 2, penyakit glaukoma merenggut penglihatan yang selama ini dia nikmati, tidak dapat dibayangkan bagaimana rasanya, pasti sangat hancur, bukan hanya dia yang hancur tetapi juga keluarga.
Namun kehancuran itu hanya berlangsung kurang lebih 2 tahun, dan dia dapat bangkit lagi dari kehancurannya. Terus terang saya sangat bangga dengan dia, betapa tidak, dengan predikat tuna netra yang dia miliki, dia mampu untuk berkarya, tidak hanya untuk diri dia sendiri, tetapi juga untuk orang lain, terutama sesama penyandang cacat.

Saya pernah berfikir, apa yang dapat dilakukan oleh seorang tuna netra, sedangkan untuk dirinya sendiri mereka mengalami kesulitan, akan tetapi setelah saya sering mengantar adik saya dan bertemu dengan para penyandang cacat, saya sangat kagum pada mereka, karena apa yang mereka lakukan belum tentu bisa dilakukan oleh orang yang normal sekalipun, bahkan dalam mengoperasikan sebuah komputer sekalipun mereka terlihat sangat mahir.

Dan adik saya sekarang bekerja sambil kuliah S1, bahkan ada juga temannya yang sudah berhasil menyelesaikan S3 di Inggris.


untuk melihat artikel lebih lanjut, bisa lihat disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar